Wednesday, November 1, 2017

TANAMAN OBAT TRADISIONAL UNTUK KONTRASEPSI / MENCEGAH KEHAMILAN

Terdapat banyak sekali tanaman yang dapat digunakan sebagai kontrasepsi, antara lain:
a. Pare (Momordica charantia)
Tanaman pare mengandung senyawa golongan flavonoid yang dapat menghambat enzim aromatase, yaitu enzim yang berfungsi mengkatalisis konversi androgen menjadi estrogen yang akan meningkatkan hormon tertosteron. Tingginya konsentrasi testosteron akan berefek umpan balik negatif ke hipofisis yaitu tidak melepaskan FSH dan LH, sehingga akan menghambat spermatogenesis.
Enzim tersebut juga mengkatalisis perubahan testosteron ke estradiol sehingga mepengaruhi proses ovulasi. Ekstrak pare (khususnya biji) juga mengandung senyawa sitotoksik seperti saponin, momordikosida triterpen, dan cucurbitacin yang dapat menurunkan kualitas dan jumlah sel sperma.
b. Kunyit (Curcuma domestica)

Kunyit mengandung senyawa golongan terpen dan minyak atsiri yang bekerja pada proses transportasi sperma. Minyak atsiri dapat menggumpalkan sperma sehingga menurunkan motilitas dan daya hidup sperma, akibatnya sperma tidak dapat mencapai sel telur dan pembuahan dapat tercegah.
Kunyit juga mengandung tanin yang kerjanya hampir sama dengan minyak atsiri yaitu menggumpalkan semen.
c. Kacang Ercis (kacang polong)
Minyak kacang ercis atau kacang polong efektif dalam manghalangi aktivitas spermatozoa karena mengandung senyawa m-xilohidroksiquinon. Senyawa ini digolongkan dalam senyawa antifertilitas nonsteroida. Untuk membatasi kehamilan, dianjurkan mengkonsumsi kacang ercis 200-250 gram pada hari ke 16 dan 21 siklus haid.
d. Kapas (Gossypium sp.)
Biji kapas yang diolah menjadi minyak merupakan salah satu kontrasepsi pria karena mengandung senyawa gosipol yang berperan mengurangi kesuburan sperma.
e. Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
Ektrak kembang sepatu memiliki sifat antiestrogenik, yakni mengganggu aktivitas hormon reproduksi pada wanita dan pria. Pada pria, air rebusan kembang sepatu dapat memberikan efek menghambat produksi sperma, mengganggu kesetimbangan hormon reproduksi (progesteron), mengganggu fungsi endokrin, dan memperkecil ukuran testis. Tetapi pengaruh itu hanya timbul selama masih mengkonsumsi ekstrak.
f. Ki meyong (Mallotus philippensis)
Ki meyong mengandung senyawa rottlerin yang bersifat antifertilitas. Penggunaan senyawa ini dengan dosis 10 mg/kg berat badan, 100% efektif dalam menggagalkan pembuahan selama sepuluh hari.

g. Tanaman famili Leguminosae
Tanaman dalam famili ini kebanyakan mengandung senyawa sparteina yang telah banyak digunakan sebagai obat kontrasepsi formal oleh dokter. Tanaman obat herbal ini adalah cara yang sangat cocok untuk mencegah atau menghambat kehamilan.
h. Pacing (Costus speciosus)
Kandungan kimia yang ada di rimpang dan bijinya termasuk bahan baku obat kontrasepsi. Pacing dapat digunakan sebagai kontrasepsi pria dan wanita, karena kandungan steroid dalam pacing merupakan perkusor dan hormon estrogen yang salah satu kerjanya pada otot polos uterus merangsang kontraksi uterus, selain itu estrogen menurunkan sekresi FSH, pada sejumlah keadaan tertentu akan menghambat LH (reaksi umpan balik), sehingga mempengaruhi proses ovulasi.
i. Kemuning
Ekstrak kemuning dapat menurunkan kulaitas sperma manusia meliputi kemampuan gerak (motilitas), kemampuan hidup (viabilitas), dan integritas sperma. Hal ini disebabkan oleh zat yang terkandung dalam daun kemuning yang bersifat toksis, yaitu indol alkaloid. Oleh karena itu obat tradisional ini adalah cara yang ampuh untuk mencegah kehamilan.
j. Sirih (Piper betle)
Pemberian ekstrak daun sirih yang mengandung alkohol secara oral pada mempunyai efek antikesuburan. Menurut penelitian, pemberian dosis ekstrak yang meningkat menyebabkan terjadinya penurunan jumlah sperma. Sehingga obat tradisional ini dapat untuk mencegah kehamilan.
k. Kayu Secang (Caesalpinia sappan)
Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan kontrasepsi pria karena dapat menghambat spermatigenesis dan sistem hormon.
Masih banyak lagi tanaman-tanaman lain yang dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi alami yang terdapat disekitar kita. Tetapi diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kebenaran tentang manfaat tumbuhan menurut masyarakat dengan uji farmakologi dan analisis zat aktif yang mendukung khasiatnya sebagai alat kontrasepsi alami yang dapat untuk mencegah dan menghambat kehamilan.