Wednesday, February 12, 2014

INFO KESEHATAN :Tekan Pertumbuhan Penduduk, Ada 'Kursus' Wajib Bagi Calon Pengantin Baru


Jakarta, Setelah menikah, pasangan pengantin baru biasanya akan memilih langsung mempunyai momongan atau menunda terlebih dulu. Jika langsung memiliki momongan, pastinya hal ini berpengaruh ke laju pertumbuhan penduduk. Apalagi, tiap tahun ada 2,5 juta calon pasangan pengantin baru. 

Oleh karena itu Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Prof Dr Fasli Jalal mengatakan BKKBN bekerja sama dengan Pengadilan Agama dan Badan Penasihat Perkawinan memberi semacam kursus pada para calon pengantin baru. "Isinya kapan waktu tepat melahirkan dan apa yang harus dilakukan jika ingin menunda mempunyai momongan," kata Fasli. 

Pada pasangan yang berencana memiliki anak dan kemudian hamil, maka akan diberi pendampingan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan anak. Hal itu disampaikan Fasli di sela-sela Rapat Kerja Nasional Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (12/2/2014).

Melalui program seperti ini diharapkan pasangan muda varietas rendah bisa memiliki persiapan melahirkan yang tepat, mendapatkan haknya untuk mendapat kontrasepsi sehingga dapat memiliki pilihan alat kontrasepsi yang ingin dipakai serta tempat pelayanan. Lalu, pastinya ada pelayanan yang baik hingga mereka merasa puas. 

"Pemahaman tentang usia kawin ditilik dari sisi kematangan mental, psikis, dan fisik remaja tentunya membantu menekan laju pertumbuhan penduduk," kata Fasli.

Selain melalui kursus bagi calon pengantin baru, pemerintah juga membuat program bagi tiga juta remaja di 9.500 sekolah dan enam juta mahasiswa yang diberi wawasan tentang kesehatan reproduksi serta kesiapan medis, psikis, dan fisik remaja yang ingin menikah melalui pusat pembentukan konseling remaja dan mahasiswa. 

Bagi remaja yang tidak bersekolah, pemerintah bekerjasama dengan komunitas, karang taruna, dan pramuka untuk menyediakan sarana konseling di luar sekolah. Juga pada perusahaan agar tercipta pemahaman kapan usia perkawinan yang tepat seiring kematangan kesehatan repoduksi.

Menanggapi hal ini, Menkokesra Agung Laksono yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, "Tahun 2020 kalau tidak dikendalikan jumlah penduduk di Indonesia bisa mencapai 450 juta. Ini bisa jadi beban cukup berat sehingga penting program startegis kependudukan dan keluarga berencana."

Agung menambahkan, pelayanan KB tidak bisa terlepas dari layanan Puskesmas apalagi KB merupakan layanan yang dicover dalam program JKN. "Perencanaan program Kependudukan dan KB sangat penting mengingat tidak adanya perubahan selama 10 tahun," tandasnya.

No comments:

Post a Comment